Senin, 19 Mei 2014

HORISON TANAH

Horison tanah terbentuk sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada lapisan bahan induk tanah sebagai akibat dari perpindahan material halus dan unsur basa di lapisan permukaan ke lapisan bahan permukaan. Proses pengayaan partikel dan unsur di lapisan permukaan terjadi melalui pelonggokan sisa organik, sementara itu , proses   partikel dan unsur dilapisan  bawah permukaan berasal dari pelapukan mineral primer ditambah dengan pengendapan unsur dan partikel dari lapisan permukaan. Kurun waktu berlangsugnya suatu proses menentukan intensitas pengaruh suatu faktore pembentuk pada hasil proses. Semakin panjang kurun waktu berlangsungnya suatu proses pelapukan maka  semakin tebal bahan induk yang terbentuk. Berikut gambar perkembangan profil tanah menurut kurun waktu berjalannya proses

Perkembangan tanah diawali dengan pelapukan batuan induk (kondisi I), pelapukan menghasilkan batuan induk yang pecah-pecah dan tercerai berai membentuk bahan induk tanah (kondisi II), proses pelapukan terus berlanjut menghasilkan zona lapuk yang semakin dalam dan menghasilkan material berukuran halus. Seiring dengan proses pelapukan yang semakin berlanjut kemampuan air meningkat sehingga dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bagian atas zona lapuk yang tersusun oleh material halus bercampur dengan pelapukan sisa organik menghasilkan material yang berbeda dengan material bahan induk tanah yag disebut sebagai horison A (kondisi III).berjalannyawaktu diikuti dengan proses pelapukan yang terus belangsung sehingga zona lapuk semakin tebal. Infiltrasi air dari lapisan permukaan tanah ke lapisan bawah tanah permukaan memindahkan unsur basa tanah dan partikel berukuran halus sehingga terjadi penimbunan unsur basa tanah dan partikel berukuran halus pada lapisan tanah permukaan. Lapisan tanah yang kaya akan unsur basa tanah dan partikel berukuran halus hasil perpindahan dari lapisan tanah atas disebut sebagai horison B (kondisi IV).intensitas pengaruh makhluk hidup dalam hal ini vegetasi semakin meningkat sehingga laju sedimentasi organik melebihi laju dekomposisi yang pada akhirnya membentuk horison O. Keterdapatan horison O membuat air perkolasi menjadi lebih reaktif dan secara maksimal memindahkan hampir semua basa pada lapisan tanah di bawah horison A dan membentuk horion E (Kondisi V).
Pada dasarnya semuanya adalah batuan induk. Kemudian dengan adanya pelapukan dan dinamika eksogen sehingga menyebabkan bedrock berada diposisi bawah atau dasar serta akibat adanya penambahan dan pengurangan material material tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Sartohadi,Janud,Jamulya, dan Nur Indah S.D.,2012.Pengantar Geografi Tanah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Katili,D.R.J.A,dan DR.P.Marks.GEOLOGI.Bandung : Kilatmadju