Perkembangan tanah diawali dengan pelapukan
batuan induk (kondisi I), pelapukan menghasilkan batuan induk yang pecah-pecah
dan tercerai berai membentuk bahan induk tanah (kondisi II), proses pelapukan
terus berlanjut menghasilkan zona lapuk yang semakin dalam dan menghasilkan
material berukuran halus. Seiring dengan proses pelapukan yang semakin
berlanjut kemampuan air meningkat sehingga dapat mendukung kehidupan makhluk
hidup. Bagian atas zona lapuk yang tersusun oleh material halus bercampur
dengan pelapukan sisa organik menghasilkan material yang berbeda dengan
material bahan induk tanah yag disebut sebagai horison A (kondisi
III).berjalannyawaktu diikuti dengan proses pelapukan yang terus belangsung
sehingga zona lapuk semakin tebal. Infiltrasi air dari lapisan permukaan tanah
ke lapisan bawah tanah permukaan memindahkan unsur basa tanah dan partikel
berukuran halus sehingga terjadi penimbunan unsur basa tanah dan partikel
berukuran halus pada lapisan tanah permukaan. Lapisan tanah yang kaya akan
unsur basa tanah dan partikel berukuran halus hasil perpindahan dari lapisan
tanah atas disebut sebagai horison B (kondisi IV).intensitas pengaruh makhluk
hidup dalam hal ini vegetasi semakin meningkat sehingga laju sedimentasi
organik melebihi laju dekomposisi yang pada akhirnya membentuk horison O.
Keterdapatan horison O membuat air perkolasi menjadi lebih reaktif dan secara
maksimal memindahkan hampir semua basa pada lapisan tanah di bawah horison A
dan membentuk horion E (Kondisi V).
Pada
dasarnya semuanya adalah batuan induk. Kemudian dengan adanya pelapukan dan
dinamika eksogen sehingga menyebabkan bedrock berada diposisi bawah atau dasar
serta akibat adanya penambahan dan pengurangan material material tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Sartohadi,Janud,Jamulya,
dan Nur Indah S.D.,2012.Pengantar Geografi Tanah.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Katili,D.R.J.A,dan
DR.P.Marks.GEOLOGI.Bandung : Kilatmadju